Saya sampai pada satu kesimpulan bahwa saya perlu sebuah kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian saya dari rutininas kerja harian yang sedikit lagi membuat saya gila.
Sudah cukup berlebihan belum?
Sudah, kan? Janji tidak akan membuatmu bosan dengan cerita gila saya, sumpah!
Jadi saya hanya akan cerita bahwa seri terakhir Heroes of Olympus yang dibeli minggu lalu ternyata missing pages-nya lumayan banyak, dan saya perlu minta tukar nih ke Gramedia. Kalau tidak boleh, sia-sia bener mengaduk sampah malam-malam hanya untuk cari bon pembelian itu buku, beuh! Dan syukurlah ternyata Gramedia sangat welkom dengan komplain saya dan bersedia menggantinya dengan buku baru.
Garang asem adalah salah satu hidangan dari Jawa Tengah, banyak dijumpai di Solo dan Kudus, dengan karakter yang berbeda tentu saja.
Kalau garang asem Solo cenderung manis, garang asem Kudus lebih cenderung asin.
Garang asem sering juga hadir di meja makan ibu saya. Beliau tidak membatasi dengan ayam saja untuk isinya, kadang saya melihat daging plus tahu putih sebagai isinya, atau bahkan tahu plus jamur merang. Jika pada saat makan siang di meja makan ada beberapa bungkus garang asem, rasanya seolah kita diajak main tebak-tebakan, hayooo apa yang akan kita temukan di dalamnya? Seru!
Ini selalu terjadi pada saya setiap kali saya balik ke Bekasi dari liburan di kampung.
Kok jadi susah ya mulai ceritanya?
Saya selalu enjoy bermain dengan keponakan saya yang ada lima itu, aldi, ozzie, daani, deeva dan yang paling kecil rio. Dan saya jatuh cinta dengan kelimanya.
Selama libur lima hari di akhir tahun kemarin saya puas-puasin betul main dengan mereka. Sekedar berenang, main di sepeda, belanja cemilan di mal, atau kalau dengan rio dan deeva mandiin mereka tiap pagi dan sore, dan saya jadi mulai terbiasa dengan keberadaan anak-anak ini. Apalagi rio, dia baru bisa jalan dan sedikit-sedikit belajar bicara, nggemesin betul.