Ini adalah kali kedua saya termakan hasutan Bang Hafis untuk ikut serta dalam perjalanan ke Papandayan.
Perjalanan pertama hampir tiga tahun lalu, kalau tidak salah bulan Desember. Kami bertujuh waktu itu.
Kali ini anggotanya delapan orang, dengan lima orang yang berbeda.
Saya termakan hasutan Bang Hafis kali ini karena saya pikir, ah saya sudah pernah melakukannya, pasti sekarangpun saya bisa.
Dan ternyata saya salah besar.
Bukan, bukan karena saya tak kuat lagi mendaki, meskipun saya akui kali ini saya merasa berat dengan beban yang saya bawa sendiri, Bang Toink membantu membawakan carrier saya selama 3/4 perjalanan pertama.
Semua kawan dalam rombongan penuh perhatian, selalu menunggu jika saya kehabisan nafas dan perlu berhenti sejenak (atau lama, hehehe...)
Kesalahan terbesar saya adalah tentang kondisi cuaca.
Kunjungan pertama ke Papandayan kali pertama kami lakukan pada bulan Desember, hujan sedang banyak-banyaknya, dan karenanya angin di atas tidak dingin-dingin amat, cenderung hangat. Begitupun saat malam menjelang, saya masih bisa enjoy dengan hawa dan cuacanya.
Kunjungan kali ini, kami disambut udara dingin menusuk begitu sampai di pos pertama, Sabtu subuh.
Dan tusukan dingin ini berlanjut seharian sampai sore.
Membuat saya tumbang dengan suksesnya karena masuk angin.
Sempat kami tertawa keras-keras karena jam lima sore kami sudah menyalakan api, tusukan dinginnya tak tertahankan.
Kondisi ini memaksa saya masuk tenda bergelung kantong tidur sore-sore, tak sanggup saya paksakan diri untuk terus berada di luar tenda menikmati api unggun yang disiapkan awal.
Dan ternyata benar, dengan tidur segitu banyak saya merasa sehat pagi harinya, dan sanggup mendaki lagi menuju di Tegal Alun.
Dan tahukah kau kawan, saya beruntung sekali mempunyai teman-teman yang asik dan supportive.
Meskipun saya melewatkan momen seru berkumpul di api unggun dan juga babi hutan yang berkunjung mengacak-acak sebagian bekal kami. Dudi bilang itu adalah salah satu momen yang menegangkan!
Sungguh akhir minggu itu adalah salah satu liburan menyenangkan yang saya pernah lewati.
Kami tertawa sepanjang pendakian, dan jika kami perlu tiga sampai empat jam untuk naik ke Hober Hoet, itu karena kami mendaki dengan santai, banyak istirahat dan berhenti untuk mengambil foto.
Dan pssttt…Kang Wawan sedang dalam mood selfie akut, hahahaha….
Akankah saya berani menerima hasutan Bang Hafis kali lain dengan lokasi yang berbeda?
Tentu saja!
Karena saya menyukai berada di tempat-tempat yang indah, mengagumi keindahan ciptaan Tuhan, membuat saya menyadari kebesaran-Nya.
Tapiii… dengan catatan kondisi badan harus betul-betul fit dan saya merasa mampu melakukannya.
Terima kasih sudah mengajak saya turut serta dalam perjalanan yang hebat ini, Bang Hafis, Bang Toink, Kang Wawan, Dudi, Kubay, Eko, Melanie dan juga Noval, ranger setempat yang juga asik :)
No comments:
Post a Comment